Dengan nama Mu Ya Allah, tuhan yang mengikat hati manusia dengan kasih sayang... Hanya kebaikan yang kami dambakan di setiap celahan ketetapan yang telah Engkau rencanakan... Engkau Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kami.... serta bagi insan-insan disekeliling kami... Semoga kebaikan dan keberkatan dari rencanaMu menyebar dan dirasai setiap jiwa-jiwa yang beriman... Permudahkanlah jalan kami dalam melusuri setiap rencana yang kau tetapkan Ya Allah......

Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemahuan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat penakut dan kedekut, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia

01/02/2013

Kisah Rasulullah s.a.w. Bersama Muaz r.a.


Dari Muaz, Rasulullah SAW bersabda:

"Puji syukur ke hadrat Allah SWT yang menghendaki agar makhluk-Nya menurut kehendak-Nya, wahai Muaz!"

Jawabku, "Ya, Sayidil Mursalin."

Sabda Rasulullah SAW, "Sekarang aku akan menceritakan sesuatu kepadamu yang apabila engkau hafalkan (diambil perhatian) olehmu akan berguna tetapi kalau engkau lupakan (tidak dipedulikan) olehmu maka kamu tidak akan mempunyai alasan di hadapan Allah kelak."

"Hai Muaz, Allah itu menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dari bumi. Setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu langit dan tiap-tiap pintu langit dijaga oleh malaikat penjaga pintu menurut ukuran pintu dan keagungannya."
"Maka malaikat yang memelihara amalan si hamba (malaikat hafazah) akan naik ke langit membawa amal itu ke langit pertama. Penjaga langit pertama akan berkata kepada malaikat Hafazah,

"Saya penjaga tukang mengumpat. Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena saya diperintahkan untuk tidak menerima amalan tukang mengumpat".

"Esoknya, naik lagi malaikat Hafazah membawa amalan si hamba. Di langit kedua penjaga pintunya berkata,

"Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya sebab dia beramal karena mengharapkan keduniaan. Allah memerintahkan supaya amalan itu ditahan jangan sampai lepas ke langit yang lain."

"Kemudian naik lagi malaikat Hafazah ke langit ketiga membawa amalan yang sungguh indah. Penjaga langit ketiga berkata, "Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya kerana dia seorang yang sombong."
Rasulullah SAW meneruskan sabdanya,

"Berikutnya malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit keempat. Lalu penjaga langit itu berkata,

"Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya. Dia seorang yang ujub. Allah memerintahkan aku menahan amalan si ujub."

Seterusnya amalan si hamba yang lulus ke langit kelima dalam keadaan bercahaya-cahaya dengan jihad, haji, umrah dan lain-lain. Tetapi di pintu langit penjaganya berkata,

"Itu adalah amalan tukang hasad. Dia sangat benci pada nikmat yang Allah berikan pada hamba-Nya. Dia tidak redha dengan kehendak Allah. Sebab itu Allah perintahkan amalannya dilemparkan kembali ke mukanya. Allah tidak terima amalan pendengki dan hasad."

Di langit keenam, penjaga pintu akan berkata,"Saya penjaga rahmat. Saya diperintahkan untuk melemparkan kembali amalan yang indah itu ke muka pemiliknya karena dia tidak pernah mengasihi orang lain. Kalau orang dapat musibah dia merasa senang. Sebab itu amalan itu jangan melintasi langit ini."
Malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba yang dapat lepas hingga ke langit ketujuh. Cahayanya bagaikan kilat, suaranya bergemuruh. Di antara amalan itu ialah shalat, puasa, sedekah, jihad, warak dan lain-lain.
Tetapi penjaga pintu langit berkata,

"Saya ini penjaga sum'ah (ingin kemasyhuran). Sesungguhnya si hamba ini ingin termasyhur dalam kelompoknya dan selalu ingin tinggi di saat berkumpul dengan kawan-kawan yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dari para pemimpin. Allah memerintahkan padaku agar amalan itu jangan melintasiku. Tiap-tiap amalan yang tidak bersih karena Allah maka itulah riya'. Allah tidak akan menerima dan mengabulkan orang-orang yang riya'."


Kemudian malaikat Hafazah itu naik lagi dengan membawa amal hamba yakni solat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang baik dan mulia serta zikir pada Allah. Amalan itu diiringi malaikat ke langit ketujuh hingga melintasi hijab-hijab dan sampailah ke hadirat Allah S.W.T.

Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan amalan itu sebagai amalan soleh yang betul-betul ikhlas untuk Allah. Tetapi firman Tuhan,

"Hafazah sekelian, pencatat amal hambaKu, Aku adalah pemilik hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yang dimaksudkan oleh hambaKu dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu (malaikat Hafazah) tetapi tidak bisa menipu Aku. Aku adalah Maha Mengetahui."

"Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagiKu apa saja yang terlindung. PengetahuanKu atas apa yang telah terjadi adalah sama dengan pengetahuanKu atas apa yang akan terjadi."

"PengetahuanKu terhadap orang-orang terdahulu adalah sama dengan pengetahuanKu terhadap orang-orang yang datang kemudian. Kalau begitu bagaimana hambaKu ini menipu Aku dengan amalannya? " "LaknatKu tetap padanya."

Dan ketujuh-tujuh malaikat beserta 3000 malaikat yang mengiringinya pun berkata:

"Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknatMu dan laknat kami sekelian bagi mereka." "Dan semua yang dilangit turut berkata, "Tetaplah laknat Allah kepadanya dan orang yang melaknat."

Saidina Muaz kemudian menangis teresak-esak dan berkata:

"Ya Rasulullah, bagaimana aku dapat selamat dari apa yang diceritakan ini?"

Sabda Rasulullah S.A.W., "Hai Muaz, ikutilah Nabimu dalam soal keyakinan."

Muaz bertanya kembali, "Ya, tuan ini Rasulullah, sedangkan saya ini hanyalah Muaz bin Jabal, bagaimana saya dapat selamat dan boleh lepas dari bahaya tersebut?"

Bersabda Rasulullah, " Ya, begitulah, kalau dalam amalanmu ada kelalaian maka tahanlah lidahmu jangan sampai memburukkan orang lain. Ingatlah dirimu sendiri pun penuh dengan aib maka janganlah mengangkat diri dan menekan orang lain."

"Janganlah riak dengan amal supaya amal itu diketahui orang. Jangan termasuk orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik berdua ketika disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik. Jangan takabur pada orang lain nanti luput amalanmu dunia dan akhirat dan jangan berkata kasar dalam ssatu majlis dengan maksud supaya orang takut padamu. Jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikkan, jangan mengoyak perasaan orang lain dengan mulutmu, kerana kelak engkau akan dikoyak-koyakkan oleh anjing-anjing neraka jahanam."

Sebagaimana firman Allah yang bermaksud:"Di neraka itu ada anjing-anjing yang mengoyakkan badan manusia."

Muaz berkata,"Ya Rasulullah, siapa yang tahan menanggung penderitaan semacam itu?"

Jawab Rasulullah S.A.W.:

"Muaz, yang kami ceritakan itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah S.W.T. Cukuplah untuk menghindari semua itu, kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri dan benci bila sesuatu yang dibenci olehmu terjadi pada orang lain. Kalau begitu kamu akan selamat dan dirimu pasti akan terhindar dari api neraka."